Jumat, 08 Juli 2011

Bangsa-Bangsa Domba di Indonesia

Keberhasilan perkembangan agroindustri domba ditentukan dari pemilihan bangsa/breed domba yang akan dikembangkan. Terdapat beberapa bangsa/breed domba yang ada di Indonesia baik hasil pesilangan ataupun asli Indonesia. Setiap bangsa memiliki ciri khas tertentu dan menentukan terhadap pedoman perkembangannya.

Bangsa / Breed tersebut antara lain :


1. Domba Asli Indonesia
  
Tanda-tandanya adalah bertubuh relatif kecil, warna dan tanda-tandanya tak seragam, berbulu gembel dan penyebaran di pulau jawa.

2. Domba Ekor Gemuk
domba kibas ekor gemuk 2 300x204 Domba ekor gemuk

Domba ekor gemuk ini banyak terdapat di Jawa Timur dan Madura, serta pulau-pulau di Nusa Tenggara. Di Sulawesi Selatan dikenal sebagai domba Donggala. Di pulau jawa dikenal juga dengan domba kibas Tanda-tanda yang merupakan karakteristik khas domba ekor gemuk adalah ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil tidak berlemak. Warna bulu putih, tidak bertanduk. Bulu wolnya kasar. Domba ini dikenal sebagai domba yang tahan terhadap panas dan kering.Domba ini diduga berasal dari Asia Barat Daya yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada abad ke-18. Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia. (sumber : www.infoternak.com dan Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan - Deptan)
3. Domba Priangan (Domba Garut)


sumber : www.dombaadu.com

Asal persilangan diperkirakan persilangan antara domba asli Indonesia, domba Merinon dengan domba ekor gemuk asli dari Afrika Selatan. Tanda0tanda yang menjadi ciri khasnya adalah yang jantan bertanduk besar, melengkung kebelakang, berbentuk spiral, pangkal tanduk kanan kiri hampir bersatu, bentuk telinga ada yang panjang, sedang dan pendek terletak di belakang pangkaltanduk; ekor pendek dan pangka ekor agak membesar; bobot badan dewasa yang jantan bisa mencapai 60-80 kg dan yang betina 30-40kg. (sumber : Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan - Deptan)


4. Domba Suffolk

sumber : www.britanica.com
Domba Suffolk ini berasal dari Negara  Inggris dengan bobot badan di njegara asalnya yang jantan dewasa bisa mencapai 135-200 kg dan yang betina dengan kandungan dagingnya 50-65% dari bobot badannya. Mengenai perkembangan domba suffolk di negara asalnya bisa melihat di http://www.suffolksheep.org/ 


5. Domba Merino

sumber : www.sheep101.info


Domba merino lebih dikhususkan perkembangannya secara ekonomi untuk dimanfaatkan bulu/wol. Merino memiliki wol terbaik dan terlembut dibandingkan domba lainnya. Domba merino betina relatif tidak bertanduk sedangkan yang jantan bertanduk besar dan berbelit.Memiliki rasio karkas lebih rendah dibandingkan domba pedaging.


6. Domba Dorset
sumber : www.dorsetsheep.org


Domba ini berasal dari Inggris dan masuk kek Indonesia melalui Australia dengan tipe dwiguna yaitu untuk daging dan wol. Ciri khas yang dimiliki domba ini adalah bertubuh panjang, lebar dan dalam, berbentuk segi empat, bobot domba jantan bisa mencapai lebih dari 100kg sedangkan betina berkisar 80kg, terdapat dua kelompok yaitu jantan dan betina bertanduk serta jantan dan betina tidak bertanduk. 
7. Domba Barbados Blackbelly
R005Krause

sumber : www.blackbellysheep.org



Di kalangan peternak domba Indonesia mulai dikenal galur domba jenis baru, yaitu domba Barbados. Sebenarnya, istilah domba Barbados ini kurang tepat karena kenyataannya terdapat dua jenis domba Barbados atau disebut juga Barbados Blackbelly (Barbados Perut Hitam) ini.

Kalau istilah domba Barbados dipertahankan, peternak yang belum begitu mengenal kedua jenis domba ini akan beranggapan bahwa domba Barbados Blackbelly (Barbados Perut Hitam) sama saja dengan domba American Blackbelly (domba Amerika Perut Hitam) atau disebut juga domba Barbado (tanpa 's'). Memang, kedua trah domba ini memperlihatkan pola warna yang mirip dan sama-sama termasuk golongan domba bulu (hair sheep), yaitu domba yang tidak memerlukan pencukuran sebagaimana pada domba wol karena rambutnya yang relatif lurus dan pendek.

Kenyataannya, ini merupakan dua galur domba yang berbeda. Perbedaan paling nyata dari kedua galur domba ini adalah domba Barbados atau domba Barbados Blackbelly tidak bertanduk baik pada domba jantan maupun domba betina. Sebaliknya, semua domba American Blackbelly atau domba Barbado jantan bertanduk, sedangkan domba American Blackbelly atau domba Barbado betina sebagian bertanduk dan sebagian tidak. sumber : http://peternakan-kambing-sapi-kerbau.blogspot.com


8. Domba Waringin

sumber : www.tistawaringin.blogspot.com


Domba waringin ditemukan tahun 1990 oleh Ir.Tista Waringin sitompul bertempat tinggal di jln. DI.Panjaitan Desa Sidomulyo Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pendidikan S1 nya beliau tamatkan di Universitas Sumatera Utara,Fakultas peternakan. Saat ini beliau bekerja sebagai staf ahli di dinas peternakan kabupaten langkat. Meupakan hasil persilangan empat jenis domba yakni domba barbados asal Caribian (Amerika Latin),domba suffolk (Inggris), domba stcroix (Australia) dan domba lokal ekor tipis (Indonesia). Saat ini, domba waringin sudah bisa dikembangkan atau diternakkan di kawasan pesisir pantai yang tidak ditumbuhi rerumputan. Akibatnya, domba hanya memakan daun mangrove seperti daun pohon bakau dan pohon cingam. Penulis kesulitan menelusuri data tentang dmba waringin ini, bagi yang ingin menambahkan penulis ucapkan terima kasih. 


9. Domba Batur
Domba Batur

SEPINTAS perawakan domba ini terlihat berbeda dari domba atau kambing lokal lainnya. Pipinya tembem dan bulu di wajahnya bisa memanjang hingga menutupi hampir seluruh wajahnya. Domba dengan bobot yang bisa mencapai 140 kg ini merupakan ternak unggulan di Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.

Hewan yang kerap disebut domba batur ini merupakan persilangan domba jantan eks Tapos (hasil persilangan domba Suffolk dengan domba Texel) dengan domba lokal dieng (domba ekor tipis). Badannya gemuk dengan bulu putih tebal, kakinya pendek, kuat, dan tidak bertanduk.
Karena asalnya dari keturunan domba yang hidup di Inggris dan Belanda dengan empat musimnya, domba berbulu tebal ini tampaknya hanya cocok dibudidayakan di daerah dingin. Di Kecamatan Batur yang berada di Pegunungan Dieng dengan ketinggian 1.663 m dpl dan suhu rata-rata 15-18 derajat Celcius, tidak salah jika jenis domba ini berkembang pesat. Domba ini bisa berbobot dua kali lipat dari domba lokal yaitu antara 60 dan 80 kg  dan bobot maksimal 140 kg. Sumber : http://www.mit.undip.ac.id/index.php/arsip-artikel/182-domba-batur-ikon-banjarnegara